Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

gabunglah dengan ribuan orang pecinta "HIDUP sehat"

Penyakit ini Mengurangi Panen Padi Hingga 35%

Written By Admin on Sunday, 13 February 2011 | 20:25


Musim hujan yang hampir berlangsung sepanjang tahun menyebabkan kondisi tanah dan tumbuhan menjadi lembab. Pada kondisi ini petani harus mulai waspada, karena penyakit sangat menyukai lingkungan yang lembab. Selain saat musim hujan, musim kemarau yang lembab juga sangat disukai oleh penyakit ini.

Xanthomonas orizae merupakan salah satu penyakit yang sangat umum ditemukan di areal persawahan saat kondisi lembab. Penyakit ini sering disepelekan, karena di masyarakat perdesaan muncul anggapan kalau penyakit ini adalah hal yang biasa pada saat musim ’rendengan’ (musim tanam penghujan, red). Sehingga tidak ada antisipasi dan langkah untuk mengantisipasinya, karena petani menganggapnya biasa. Padahal penyakit ini bisa menurunkan hasil panen hingga 35%.  Besar bukan? Kalau anda untung 10 juta, maka 3,5 jutanya anda buang ke penyakit ini.


Pada saat fase vegetative, bakteri ini menyebabkan gejala yang disebut kresek. Biasanya hingga tanaman berumur <30 hari. Gejalanya adalah Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat, dan menggulung. Dalam keadaan parah, seluruh daun menggulung, layu, dan mati, mirip tanaman terkena air panas (lodoh). Pada fase generatif, gejala yang muncul disebut sebagai Hawar daun Bakteri (HDB). Gejalanya adalah munculnya bercak abu-abu pada tepi daun, biasanya muncul dari ujung daun kemudaian akan meluas dari tepi menuju ketengah. Akhirnya daun akan mengering.

Daun yang rusak berarti proses pengisian gabah akan terhambat. Mengingat daun berperan sangat penting dalam proses fotosintesis. Apabila fotosintesis tak dapat berjalan sempurna, maka hasil yang disimpan pada gabah pun tak akan maksimal.

Sebenarnya penyakit ini biasanya sudah mulai menyerang pada umu 15 HST, namun seringkali petani tidak tanggap dan abai. Padahal jika dikendalikan dari awal, tentu potensi kehilangannya akan lebih kecil. Karena itu ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk pengendalian penyakit tersebut:

  1. Penggunaan varietas tahan seperti Inpari, Conde, dan Mekongga
  2. Pola bercocok tanam yang baik dengan jarak tanam yang sehat untuk mengurangi kelembapan dan kecukupan sinar, melakukan pergiliran varietas dan komoditi.
  3. Membersihkan lingkungan dan gulma yang berpotensi menjadi inang penyakit
  4. Pemupukan yang berimbang sesuai dengan musim dan fase pertumbuhan. Ingat, terlalu banyak urea juga tidak bagus.
  5. Penggunaan agensia hayati Corynebacterium
  6. Penggunaan bakterisida yang tepat dan memiliki izin. Dibeberapa daerah, bakterisida masih sulit untuk didapatkan, jika terpaksa bisa digunakan fungisida meskipun tidak terlalu dianjurkan. Aplikasi Nordox di beberapa daerah ternyata dapat menekan penyakit ini.

Semoga bermanfaat!!

No comments:

Post a Comment