Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

gabunglah dengan ribuan orang pecinta "HIDUP sehat"

Bahaya Kontaminasi Zat Kimia dan Cemaran Logam pada Makanan

Written By Admin on Thursday, 1 November 2012 | 16:16

Cemaran logam berat pada makanan adalah salah satu masalah yang sangat mengkhawatirkan. Merkuri, tembaga, arsen, fluorida, kadmium, timbal, sianida, nitrit  dan antimon adalah beberapa contoh logam berat yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Kasus yang cukup terkenal akibat keracunan logam berat adalah keracunan merkuri yang pernah terjadi di Teluk Minamata Jepang (1953-1960) yang menimbulkan korban hingga 2.265 korban yang diakui pada 2001 (1.784 di antaranya telah meninggal) Keracunan di daerah tersebut terutama disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau mengonsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri. Kasus yang terbaru terjadi di Teluk Buyat yang menimbulkan korban lebih dari seratus orang menderita cacat seperti pada kasus Minamata, bahkan beberapa meninggal.

Kontaminasi Logam berat pada makanan dapat terjadi melalui beberapa cara:
  • Pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat ke sungai atau laut, kemudian mencemari sumber air atau ikan dan makhluk lain yang hidup dilaut. Jika air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum dan mandi, maka tubuh manusia dapat terpapar logam-logam berat yang mematikan tersebut. Demikian juga apabila mengkonsumsi ikan atau pangan budidaya perikanan yang telah tercemar. Contoh kasusnya adalah keracunan merkuri yang terjadi di teluk buyat dan minamata.
  • Penggunaan fungisida dan insektisida yang tidak sesuai dengan dosis yang ditentukan, sehingga mencemari bahan pangan. Penggunaan dengan dosis yang tidak tepat ini dapat menimbulkan keracunan yang bisa berakibat pada kematian. Misalkan penggunaan tembaga dalam persenyawaan tembaga oksiklorida dan tembaga sulfat, apabila tidak tepat penggunaannya, jenis senyawa ini dapat menimbulkna residu yang berbahaya pada bahan pangan.  Contoh lainnya adalah Arsen, yaitu arsen pentoksida dicampur dengan kromium trioksida dan tembaga oksida. Logam berat lainnya adalah Fluorida. Salah satu insektisia yang mengandung Na fluorida merupakan campuran asam borat, arsen pentoksida dihidrat, natrium dikromat dan natrium tetra borat pentahidrat
  • Kontaminasi silang melalui lapisan yang terdapat pada alat masak atau alat pengolahan pangan lainnya. Lapisan logam berbahaya pada alat masak tersebut kemudian terkikis atau terkelupas dan akhirnya meracuni pangan. Mekanisme lainnya adalah beberapa logam berat dapat bersenyawa dengan komponen bahan pangan sehingga menimbulkan senyawa baru yang memiliki sifat toksik yang tinggi. Beberapa contoh logam berat yang biasanya digunakan pada alat masak dan dapat mencemari bahan pangan dengan mekanisme ini adalah: Tembaga, seng, antimon (stibium), kadmium
  • Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau food additive yang melebihi kadar yang ditentukan, atau penggunaan bahan yang tidak diizinkan untuk bahan pangan. Penggunaan BTP memang sangat menguntungkan dan dapat meningkatkan nilai suatu pangan olahan. Namun dengan dalih keuntungan ekonomi, penggunaan BTP yang  berbahaya menjadi hal yang lazim dalam industri kecil. Misalkan penggunaan Rhodamin-B pewarna merah, atau Metanil Yellow dalam makanan jajan, kerupuk, dan sirup. Selain itu juga penggunaan boraks dan formalin – pengawet mayat- sebagai bahan pengawet makanan. Penyebab keracunan lain adalah penggunaan BTP melebihi batas yang dizinikan. Misalnya penggunaaan pemanis buatan siklamat dan sakarin yang melebihi batas maksimum penggunaan. Batas penggunaan siklamat adalah 300 mg – 3g/kg bahan, sedangkan batas maksimum penggunaan sakarin adalah 50 – 300 mg/kg bahan. Keduanya hanya boleh digunakan untuk pangan rendah kalori, dan dibatasi tingkat konsumsinya sebesar 0,5 mg/kg berat badan/hari. Contoh lainnya adalah penggunaan Nitrit sebagai pengawet pada daging dan juga memberikan warna merah melewati batas maksimum penggunaan.
  • Kontaminasi dari udara yang telah tercemar dan asap knalpot. Udara yang telah kotor dan mengandung zat berbahaya ini kemudian mengkontaminasi bahan pangan yang telah siap dikonsumsi. Jumlahnya mungkin sedikit, tetapi apabila terjadi pencemaran dalam jangka waktu yang lama, residu logam berbahaya dalam tubuh dapat melebihi ambang batas dan berakibat pada keracunan.
  • Cemaran bahan kimia melalui pengemas makanan. Berbagai tipe pengemas makanan saat ini telah membuat makanan menjadi sesuatu yang praktis, namun tidak semuanya aman. Beberapa bahan plastik dan styrofoam berpotensi untuk migrasi bahan kimia berbahaya dari kemasan kedalam makanan.

Gejala keracunan dari logam berat bermacam-macam, mulai dari 30 menit hingga 6 jam. Gejala umum yang yang sering muncul adalah pucat, muntah, diare kejang, pingsan. Pada beberapa zat kimia lain muncul gejala-gejala seperti  rasa terbakar pada mulut, rasa logam, banyak mengeluarkan air liur dan haus, sakit perut, muntah, cairan tinja mengandung darah, denyut nadi cepat tapi lemah, pucat, kelemahan kaki, kejang-kejang, penglihatan menurun, koma. sakit kepala, keringat dingin, rasa manis dan bau logam pada mulut,  koma dan berakhir denga kematian. Jadi mulai sekarang, perhatikan makanan anda.


No comments:

Post a Comment