Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

gabunglah dengan ribuan orang pecinta "HIDUP sehat"

Teknis Budidaya Pare/Paria

Written By Admin on Sunday 10 October 2010 | 07:42

Paria atau pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman sayuran setahun atautahunan, termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Ada dua tipe kultivar yangpenting, yaitu kultivar yang menghasilkan buah yang meruncing pada ujungnya,dan kultivar yang menghasilkan buah yang tidak meruncing.
Buah paria merupakan sumber vitamin C yang baik,vitamin A, fosfor, dan besi. Ujung batang paria merupakan  sumber pro-vit A yang baik,  protein, tiamin dan vitamin C.

PERSYARATAN TUMBUH
Paria cocok dibudidayakan di daerah denganketinggian 1-1000 m dpl dengan pH optimal 5-6. Tanaman  ini dapat beradaptasi dengan baik pada tanahlempung berpasir dengan drainase baik dan kaya bahan organik. Suhu optimumuntuk pertumbuhan berkisar antara 24-270C.


BUDIDAYA TANAMAN
1.      Benih
Kebutuhan benih 5-7 kg/ha diperlukan untukmencapai populasi tanaman 13000–17000 tanaman per hektar.

2.      Persiapan Lahan
Paria biasanya ditanam di atas bedengan. Bedenganberukuran lebar 1,5-2,5 m, panjang sesuai dengan kondisi lahan, tinggi 20 ccmpada musim kemarau dan 30 cm pada hujan. Jarak tanam yang umum digunakan  0,75 cm x 0,75 m, 1 m x 1 m, atau 45–60 cmdalam barisan dan 120–150 cm antar barisan. Dalam satu bedengan terdapat duabaris tanaman.  Jarak tanam yang lebardigunakan untuk tempat para-para rambatan.
Pupuk kandang diberikan bersamaan denganpengolahan lahan sebanyak 10-15 ton/ha dengan cara dicampur merata dengan tanahatau dengan menempatkan pupuk di lubang tanam yang telah ditentukan.

3.      Penanaman
Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitudengan ditanam langsung dan dengan disemai terlebih dahulu.
a.       Penanaman langsung lebih umum digunakan, terutamapada musim hujan. Lubang tanam dibuat sesuai jarak tanam yang digunakan. Benihditanam 2 atau 3 biji per lubang sedalam 2-3 cm. Kecambah umumnya muncul dalamwaktu sekitar 1 minggu. Setelah tanaman mempunyai 4 daun sejati, makasisakan satu tanaman yang sehat pada tiap lubang tanam.
b.      Penanaman tidak langsung ataudengan disemai dahulu digunakan bila penanaman dilakukan pada musim kemarauatau jumlah benih yang dimiliki terbatas. Hal tersebut dilakukan untukmengurangi kematian bibit di lahan.  Mediasemai berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Benihditanam dengan jarak 2 cm x 2 cm. Setelah berumur ± 10 hari, bibitdipindahkkan ke bumbunan. Bibit sibit siap dipindah tanam ke lapangan setelahberumur ± 3 minggusetelah semai atau mempunyai 3–4 daun. Agar tanamanyang dipindah tanam dapat tumbuh dengan baik, sistem perakaran bibit tidakboleh terganggu. Bibit cabutan tidak dapat bertahan dengan baik.
Tanaman yang mati atau tidak tumbuh di lapangan harussegera disulam.

4.      Pemeliharaan
Pemeliharaan yang umum dilakukan berupapenyiangan, pengairan, pemupukan, pemberian para para, prunning (pemangkasan) dan pengendalian hama dan penyakit.


Penyiangan dilakukan rutin, paling tidak seminggusekali bersamaan dengan pembumbunan. Untuk mengendalikan gulma dapat jugadigunakan mulsa.
Tanaman paria tidak tahan kekeringan, sehinggapada musim kemarau penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari. Pembuatan paritdi sekeliling guludan sangat diperlukan untuk mengurangi genangan air, hal inidilakukan pada musim penghujan.
Pemupukan susulan pertama diberikan pada saattanaman berumur 3 minggu. Sedangkan pemupukan susulanberikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sampai tanaman berumur 4 bulan.Pupuk susulan berupa NPK (15:15:15) 5-10 g/tanaman diberikan dengan caramemasukkannya ke dalam lubang berjarak 10 cm dari tanaman.

Paria memerlukan penopang, atau rambatan untukmeningkatkan produksi buah, mengurangi busuk buah serta  memudahkan pengendalian OPT danpemanenan.  Rambatan diberikan saattanaman berumur 3 minggu. Rambatan dapat berupa ajir,  teralis, dan tunnel (gambar 1) setinggi1,5-2 m.
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabangsamping yang tidak produktif, dilakukan pada saat tanaman berumur 3 dan 6minggu.

5.       Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Serangan hama dan penyakit jarang ditemukanapabila kondisi tanaman terawat. Hama yang banyak ditemukan adalah lalat buah, Epilachna sp., utu daun, trips, tungaudan siput. Pengendalian lalat buah dilakukan dengan pembungkusan buahmenggunakan kertas saat buah masih kecil (panjang 2-3 cm) dan peggunaanperangkap.
Penyakit yang umum ditemukan berupa embun tepung,layu bakteri, layu fusarium, serkospora, dan virus (CMV). Pengendalian  dilakukan dengan sanitasi dan  menggunakan fungisida secara selektif.

6.      Panen dan Pascapanen
Panen buah konsumsi dilakukan saat buah masihbelum terlalu tua, bintil dan keriputnya masih rapat. Panen sebaiknya menggunakan pisau yang tajam. Panen untuk benihdilakukan pada buah yang sudah matang, berwarna kuning dan pembungkus bijinyaberwarna merah. Paria dapat dipanen pada umur sekitar 55 hari setelah tanam.Panen dapat dilakukan berkali-kali untuk merangsang pembentukan buah baru.Adanya buah cenderung dapat menghambat pembungaan.
Produksi buah dapat mencapai 10–12 buah per tanamanatau 10–15 ton/ha. Sortasi untuk memisahkan buah yang rusak dan berpenyakitsangat diperlukan untuk menjaga kualitas panenan.
Buah paria tidak tahan lama sehingga sebaiknyasegera dipasarkan setelah panen. Penyimpanan pada suhu 12-130Cdan kelembaban 85-90% dapat menjaga kualitas buah salama 2-3 minggu.

Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian TanamanSayuran
Pusat Penelitian danPengembangan Hortikultura
Badan Penelitian danPengembangan Pertanian
2007

No comments:

Post a Comment