Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

gabunglah dengan ribuan orang pecinta "HIDUP sehat"

Agens Hayati Bacillus sp

Written By Admin on Monday 20 June 2011 | 10:40

Sobat Gagas Pertanian, penggunaan agens hayati dalam budidaya pertanian layak untuk dikembangkan secara masif mengingat fungsinya yang mengikuti keseimbangan ekosistem. Bakteridilaporkan bisa menekan pertumbuhan patogen dalam tanah secara alamiah, beberapa genus yang banyak mendapat perhatian yaitu Agrobacterium, Bacillus, dan Pseudomonas (Hasanuddin, 2003)


Bacillus sp. merupakan salah satu kelompok bakteri gram positif yang sering digunakan sebagai pengendali hayati penyakit akar. Anggota genus ini memiliki kelebihan, karena bakteri membentuk spora yang mudah disimpan, mempunyai daya tahan hidup lama, dan relatif mudah diinokulasi ke dalam tanah. Bacillus sp. telah terbukti memiliki potensi sebagai agens pengendali hayati yang baik, misalnya terhadap bakteri patogen seperti R. solanacearum (Soesanto, 2008).

Bacillus sp. dapat menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri tanah ini dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung fitohormon dari bakteri menghambat aktivitas patogen pada tanaman, sedangkan pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah meningkatkan petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam penyerapan beberapa unsur hara dari lingkungan (Greenlite, 2009).

Beberapa spesies Bacillus sp. yang menghasilkan antibiotik dapat digunakan sebagai agens hayati. Jenis antibiotik yang dihasilkan tersebut antara lain berupa iturin, surfactin, fengicin, polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacilin (Todar, 2005).

Fungsi Bacillus spp. (seperti Bacillus subtillis) antara lain dapat mengendalikan penyakit layu bakteri pada kentang dan meningkatkan hasil umbi kentang sampai 160%. Bacillus spp. dapat mengendalikan penyakit lincat pada tembakau dan penyakit layu bakteri pada biji tomat yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum pada tanaman tembakau

Baker et al dalam Hasanuddin (2003) menyatakan manakala filtrasi steril dari kultur Bacillus subtilis diaplikasikan tiga kali seminggu mengendalikan penyakit karat pada tanaman kacang dilapangan nyata lebih baik dari fungisida mancozeb dengan aplikasi satu kali seminggu.

Bagaimanakah cara perbanyakan agens hayati bacillus sp? Anda dapat melihatnya disini

Semoga artikel ini menambah pemahaman dan wawasan kita. Salam pertanian.. V^^

2 comments:

Anonymous said...

boleh tnya gak? yang sitasi greenlite tahun 2009 itu judul jurnalnya apa? trimakasih

sehatdansegar said...

mohon maaf, ini saya agak lupa. Dulu daftar pustakanya sempat tersebar

Post a Comment