Siapa yang tidak kenal daun singkong? Daun singkong memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Mari kita mengenal daun singkong lebih dekat. Selamat membaca:)
Daun singkong juga dikenal dengan nama daun ubi kayu atau daun ketela pohon. Daun singkong pun dikenal diberbagai daerah diantaranya dengan nama daun sampeu (Sunda), godong bodin (Jawa), daun keutila (Aceh). Daun singkong memiliki nama latin yaitu Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin., dalam bahasa inggris dikenal dengan nama cassava leaves. Daun singkong termasuk dalam klasifikasi:
Kerajaan : Plantae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Famili : Euphorbiaceae
Bangsa : Manihoteae
Genus : Manihot
Daun singkong memiliki ciri-ciri berdaun besar, menjari dengan lima hingga sembilan belahan lembar daun, bertangkai panjang. Daunnya menjari dengan beberapa variasi bentuk yaitu panjang, elips dan melebar yang bergantung pada jenis varietasnya. Daun muda untuk semua varietas berwarna hijau kemerahan sedangkan warna daun tua berwarna hijau.
Daun singkong biasa dibuat sebagai masakan sayur dengan kuah santan atau dimakan setelah direbus. Daun singkong memiliki dua varietas, yaitu varietas manis dan pahit. Varietas manis mengandung asam sianida lebih sedikit dari varietas pahit sehingga daun singkong muda dari varietas manis umum digunakan.
Komposisi kimia daun singkong/100 g bagian yang dapat dimakan mengandung beragam zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya:
Komposisi | Jumlah |
Karbohidrat | 7.1 g |
Protein | 6.2 g |
Lemak | 1.1 g |
Serat | 2.4 g |
Abu | 1.2 g |
Kalsium | 166 mg |
Fosfor | 99 mg |
Besi | 1.3 g |
Karoten total | 7052 µg |
Vitamin A | 0 SI |
Vitamin B1 | 004 mg |
Vitamin C | 130.0 mg |
Air | 84.4 g |
Daun singkong kaya akan protein dengan daya cerna 70-80% (tergantung varietas). Selain kandungan metionin, lisin dan mungkin isoleusin yang rendah, kualitas protein daun singkong tidak kalah dengan susu, keju, kedelai, ikan dan telur. Selain itu daun singkong juga kaya protein, karoten, vitamins B1, B2, dan C, serta mineral.
Senyawa antinutrisi yang membatasi penggunaan daun singkong adalah kandungan hidrogen sianida (HCN), tannin dan asam fitat. HCN dalam jumlah lebih dari 1 mg/kg bb per hari dapat menimbulkan gangguan kesehatan. HCN terbentuk dari senyawa glikosida sianogenik singkong yaitu linamarin dan lotaustralin. Tetapi proses pengolahan dapat mengurangi kadar HCN yang terbentuk, seperti kombinasi pemotongan dan pengeringan dapat mengurangi tingkat HCN hingga level yang tidak berbahaya. Oleh karena itu proses pengolahan sangat penting untuk mengurangi bahaya HCN.
Klorofil pada daun singkong memiliki efek hipokolesterolemia pada percobaan dengan tikus. Daun singkong memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Isolat protein pada daun singkong memiliki kemampuan mencegah antiagregasi platelet sehingga berpotensi mencegah penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
DAFTAR PUSTAKA
de Almeida Siqueira, E.M., S. F. Arruda, R.M. de Vargas, E.M. T. de Souza. 2007. β-Carotene from cassava (Manihot esculenta Crantz) leaves improves vitamin A status in rats. Journal of Comparative Biochemistry and Physiology:235-240.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Eggum, BO. 1970. Protein quality of cassava leaves. Br, J. Nutr. 24, 761.
Ernawaty, E. 2001. Potensi Aktivitas Antiagregasi Platelet Lalap: Buah Tomat, Daun Singkong, Kol Serta Pemanfaatannya Pada Jeli Agar. Skripsi Fateta, IPB.
Fasuyi, AO. 2005. Nutrient composition and processing effects on cassava leaf (Manihot esculenta Crantz) antinutrient. Pakistan Journal of Nutrition (4) 1:37-42.
Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya, Jakarta.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.
Prawat, H., C. Mahidol, S. Ruchirawat, U. Prawat, P. Tuntiwachwuttikul, U. Tooptakong, W. C. Taylor, C. Pakawatchai, B. W. Skelton, A. H. White. 1995. Cyanogenic and non-cyanogenic glycosides from Manihot esculenta. Journal of Phytochemistry, Pp 1167-1173
Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1995. World Vegetable Principles, Production and Nutritive Value. Diterjemahkan oleh Herison, C. ITB, Bandung.
Sentra Informasi Keracunan Nasional BPOM. 2010. Racun Alami pada tanaman. www.pom.go.id/public/siker/desc/produk/racunalamitanaman.pdf [2 Maret 2010]
Tutik, W dan E. Prangdimurti. 2006. Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (sod) pada jaringan kelinci hiperkolesterolemia yang diberi pakan klorofil daun singkong. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6316 [diakses 4 Maret 2011].
Tutik, W dan E. Prangdimurti. 2006. Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (sod) pada jaringan kelinci hiperkolesterolemia yang diberi pakan klorofil daun singkong. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/6316 [diakses 4 Maret 2011].
17:17 | 0
comments