Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

gabunglah dengan ribuan orang pecinta "HIDUP sehat"

Fungsi dan Kandungan Arang Sekam/Sekam Bakar [Note]

Written By Admin on Tuesday, 1 November 2011 | 09:06

Sekam bakar mengandung SiO2 (52%), C (31%), K (0.3%), N (0,18%), F (0,08%), dan kalsium (0,14%). Selain itu juga mengandung unsur lain seperti Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang kecil serta beberapa jenis bahan organik. Kandungan silikat yang tinggi dapat menguntungkan bagi tanaman karena menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit akibat adanya pengerasan jaringan. Sekam bakar juga digunakan untuk menambah kadar Kalium dalam tanah.

pH sekam bakar antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian bawah dan atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan gulma yang merugikan.

Sekam bakar memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sifat ini menguntungkan jika digunakan sebagai media tanam karena mendukung perbaikan struktur tanah karena aerasi dan drainase menjadi lebih baik.

Karena kandungan dan sifat ini, sekam bakar sering digunakan sebagai media tanam tanaman hias maupun campuran pembuatan kompos.

[Note]: catatan ringan, masih membutuhkan pengayaan dan edit. Biasanya ditulis dari HP. Mumpung inget. Sayang kalau ga dibagi.
Published with Blogger-droid v1.7.2
09:06 | 2 comments

Kandungan Air Cucian Beras

Written By Admin on Tuesday, 25 October 2011 | 21:27


ilustrasi
Sahabat Gagas Pertanian, waktu kecil, saya terheran. Sehabis mencuci beras, ibu tidak membuang airnya, tapi menyiramkan di pot-pot tanaman kesayangan. “Kenapa disiram kesitu bu?” Tanyaku. “Air ini bikin tanaman subur.” ujarnya. Sejak dahulu sering menggunakan air cucian beras untuk pupuk tanaman. Waktu itu aku tak tertarik. Jadi sambil lalu saja ku mendengarnya.

Sewaktu saya menulis dan mendalami tentang cara lengkap membuat MOL. Kembali saya tersadar dan teringat lintasan masa lalu itu. Tergelitik untuk menulis tentang air beras ini. Karena kandungan air cucian beras, disebut leri, memiliki nutrisi yang berpengaruh positif pada pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, air leri biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos, cara buat pupuk hayati, pupuk organik cair, maupun cara buat Mol. Kenapa air leri bisa menyuburkan tanaman?


Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari. Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras lebih “indah” untuk dimakan.

Saat mencuci beras, biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis. Meskipun banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat tersebut. Misalkan fosfor (P), salah satu unsur utama yang dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman semisal NPK. Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) juga berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari juga mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi. Vitamin sangat berperan dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-protein untuk mengaktifkan enzim). 

Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat mungkin karbohidrat ini terdegradasi saat mencuci. Hipotesa awal, saat disiramkan ke tanaman, karbohidrat akan terpecah menjadi unsur yang lebih sederhana dan memberikan nutrisi bagi mikroba yang menguntungkan bagi tanaman. Meskipun saya belum mengetahui apa mikroba yang diuntungkan dengan kandungan karbohidrat air leri ini. Menarik jika ada yang meneliti.

Fakta terbaru adalah hasil penelitian yang dilakukan Yayu Siti Nurhasanah mahasiswa IPB. Mengungkapkan bahwa air cucian beras merupakan media alternatif pembawa bakteriPseudomonas fluorescens.Bakteri tersebut adalah mikroba yang berperan dalam pengendalian petogen penyebab penyakit karat dan memicu pertumbuhan tanaman (okezone, 19/10/11). P. fluorescens sangat berperan dalam pengendalian patogen penyebab penyakit karat dan pemicu pertumbuhan tanaman

Nah ternyata air cucian beras pun sangat bermanfaat kan? Saat istri, pembantu, atau ortu masak nasi. Sampaikan untuk menampung air cuciannya. Kemudian siramkan ke tanaman anda. InsyaAllah lebih bermanfaat. Lebih-lebih jika diolah dulu dengan campuran EM
21:27 | 2 comments

Cara Lengkap Membuat Kompos

Sobat Gagas Pertanian, Cara untuk membuat kompos sangat banyak. Variasinya juga melimpah, karena bahan baku hanya memanfaatkan sumber daya yang ada. Berikut saya coba tulis beberapa metode pembuatan kompos yang pernah saya coba, maupun saya kumpulkan dari sumber-sumber lain. Inilah cara-caranya;

  1. Bokashi kompos jerami
  2. Bokashi kompos kandang
  3. Cara Kompos 1 
  4. Fine compost
  5. Kompos Express (hanya 1 hari)
  6. Kompos bioaktif
  7. Kompos Super

Yang terpenting kita harus memahami Ciri-ciri pupuk organik yang baik, yaitu:
·  Warna coklat kehitaman
·  Suhu awal relatif sama dengan akhir dari pengomposan
·  Volume minimal menyusut 20
·  Berbau harum dan tidak menyengat
·  Analisis C/N rationya kurang 30.

Untuk aplikasi pada petani, usahakan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitarnya. Bahan organik apapun bisa dijadikan pupuk berharga. Metode-metode diatas dapat dimodifikasi, bahan tak harus sama. Ini perlu diperhatikan karena seringkali petani enggan untuk mencari bahan-bahan yang agak sulit. 
Jika petani masih enggan menggunakan cara-cara diatas karena dianggap ribet. Gunakan cara paling mudah. Saat petani membersihkan kotoran kandang, setelah membuang kotoran ke tumpukan, siram dengan starter. Tumpuk dengan kotoran lagi, kemudian siram starter lagi. Begitu seterusnya. Jika bisa, usahakan untuk dibolak-balik. Tapi kalau petani benar-benar tidak sempat. Biarkan saja tumpukan selama 1 bulan. Insyaallah sudah jadi. Minimal petani tidak membiarkan kotoran sapinya tidak diolah
19:23 | 0 comments

Akses: Kunci Sukses Tani

Written By Admin on Monday, 26 September 2011 | 19:54

Teknologi budidaya yang elok, hasil panen yang melimpah dan berkualitas tak akan berguna tanpa pasar. Akibatnya petani produsen hanya menjadi korban permainan harga karena penjualan sangat tergantung pada mekanisme pasar. Kebutuhan, pasar, rantai distribusi, dan pilihan produk tak dapat lepas. Ikatannya begitu kuat dan laiknya bejana berhubungan. 

Kemitraan  menjadi mekanisme yang sangat ideal untuk menghubungkan pasar dan petani. Memberikan untung mutualisme kedua pihak.  Tentu saja jika konsep kemitraan dibuat dan dilaksankan dengan adil. Petani mendapatkan jaminan pasar, pemasok pun tercukupi permintaannya. Semuanya saling untung. 


Mekanisme yang diterapkan variatif. Bisa saja perusahaan memberikan bibit dan saprodi lainnya, petani harus menjual panennya kepada perusahaan dengan dipotong biaya bibit dan saprodi. Atau peruisahaan hanya memberikan jaminan pasar sementara saprodi menjadi tanggungan petani. Keduanya mutualisme yang sangat indah. Petani mendapat jaminan pasar, budidaya dengan komoditas yang tepat karena terserap pasar dengan harga tinggi, terjadi proses transfer teknologi dari swasta kepada petani, kelembagaan petani menjadi lebih kuat, dan tentu saja penghasilan petani menjadi lebih baik. Karena biasanya komoditas yang digunakan kemitraan adalah komoditas yang bernilai tinggi.
Petani bisa maju jika memiliki akses. Bisa saja berupa akses modal, akses teknologi atau bahkan ‘hanya’ akses jaringan. Justru akses yang paling akhir ini yang harus diperjuangkan. Yakin bahwa petani Indonesia masih banyak yang ingin maju meskipun mayoritas adalah petani tua. Masalahnya adalah petani tidak sadar bahwa diluar mereka banyak sekali akses. Dan bahwa mereka perlu mencari akses.

Kehidupan petani, terutama pedesaan, hanya bergulat di wilayah geografis yang sempit dan dunia berfikir yang tidak terlalu berkembang. Gesekan petani hanya terjadi antar sesamanya dengan tingkat pengetahuan dan akses yang seragam. Akibatnya tidak ada peningkatan pola fikir. Ini bukan generalisasi, tapi mayoritas terjadi.

Membuka akses untuk petani adalah tantangan. Tantangan pertama, melakukan edukasi tentang urgensi kemitraan tidaklah mudah. Membangun komitmen petani pada perjanjian dengan perusahaan juga hal yang kritis. Tidak jarang kemitraan dilakukan, namun petani mangkir menjual hasil panen ketempat lain karena tergiur harga tinggi.  Tak sabar, menghancurkan stabilitas pasar jangka panjang.

Tantangan kedua, kemitraan bukan tanpa resiko. Banyak perusahaan nakal yang hanya berusaha memanfaatkan petani, meraup untung membuat petani buntung. Akibatnya dibeberapa daerah petani mulai kehilangan kepercayaan dengan pola-pola seperti itu.
Petani bisa maju jika memiliki akses. Maka petani harus berani lepas dari wilayah geografis sempit tempat tinggalnya dan pola fikir kaku karena kebiasaan yang melingkupinya. Membaca majalah peluang dan menjalin silaturahim dengan berbagai elemen pertanian diluar dunianya untuk banyak  mendapatkan informasi. Menghadiri banyak pelatihan tanpa mengharap uang saku. Mencerna informasi dan berusaha menjalin kemitraan dengan pihak lain. Entah itu perusahaan, koperasi, pemerintah ataupun peneliti.  membangun kelompok yang kuat agar memiliki bargain. Jika petani memiliki potensi lahan, kelompok yang mau diajak bekerja sama, dan terampil teknologi, perusahaan tentu melirik. Terakhir.. bangun kemitraan dengan jujur dan adil.
19:54 | 0 comments

Cake Labu Kuning, Nyammy

Written By Admin on Saturday, 17 September 2011 | 15:12


SERI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Cake identik dengan makanan mewah dan lezat. Image mahal pun melekat. Padahal proses pembuatan cake sebenarnya sederhana. Bahan-bahannyapun bisa disubstitusi dengan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Labu kuningpun bisa diolah menjadi cake yang sangat lezat. Meskipun ada perlakuan pendahuluan yaitu dengan membuat tepung labu kuning. Prosesnya sangat sederhana.

Ini dia resep cake labu kuning:

BAHAN
v      Tepung terigu                         : 200 gram
v      Tepung labu kuning                  : 50 gram
v      Margarin                                : 300 gram
v      Gula halus                              : 250 gram
v      Putih telur                              : 5 butir
v      Kuning telur                           : 7 butir
v      Vanili                                    : 0,5 sdt


CARA MEMBUAT
-   Margarin dan gula halus dikocok sampai putih, kemudian kuning telur satu persatu dimasukkan ke dalam adonan sambil terus dikocok hingga mengembang.
-       Tepung terigu dan tepung labu kuning dicampur, kemudian sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam adonan, diaduk perlahan-lahan.
-   Putih telur dikocok hingga kaku, kemudian dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan dan diaduk hingga tercampur rata.
-        Adonan dimasukkan ke dalam loyang yang sudah diolesi dengan margarin secara merata dan ditaburi dengan sedikit tepung terigu.
-    Adonan dalam loyang dipanggang dalam oven dengan suhu 170o C selama 30 menit hingga matang dan berwarna kuning kecoklatan.
15:12 | 0 comments

Resep Lezat Sirup Labu Kuning

Written By Admin on Friday, 16 September 2011 | 15:00


SERI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

ilustrasi
Jadi kolak, labu kuning segar rasanya. Namun dibuat sirup, mm...lezat sekali. Pengen tau bagaimana rasanya? Coba resep sirup dibawah ini.
 
BAHAN

· Buah labu kuning                          : 1 kg
· Gula pasir                                     : 500 gram
· Air                                               : 2 liter
· Asam sitrat                                   : 1 sdt / liter air


CARA MEMBUAT
Ø   Labu kuning dikupas, kemudian dicuci dan kukus hingga matang.
Ø Haluskan/blender labu kuning tambahkan 2 liter air lalu aduk dan saring (ampasnya dibuang)
Ø  Masak hasil sari, aduk hingga gula larut, angkat dan saring.

Selamat menikmati.


Sumber: anonim

15:00 | 0 comments

Labu Kuning jadi Roti Tawar? Ini Caranya

Written By Admin on Thursday, 15 September 2011 | 16:00

SERI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

 Sobat Gagas Pertanian, selain diolah menjadi Kue Kering Labu Kuning.  Labu kuning ternyata juga bisa diolah menjadi roti tawar. Menarik kan? bisa mengurangi ketergantungan tepung terigu dan membangkitkan rasa nasionalisme mengurangi impor terigu. Halah..^^. Yang terpenting adalah potensi yang ada disekitar kita ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang menarik dan lezat. Ini dia resep roti tawar labu kuning, cara buat roti tawar.

BAHAN

§  Tepung terigu                              : 400 gram
§  Tepung labu kuning                      : 100 gram
§  Mentega                                     : 100 gram
§  Gist instan                                  : 10 gram
§  Gula pasir                                   : 100 gram
§  Air                                             : 175 gram
§  Susu                                          : 100 gram
§  Kuning telur                                : 2 butir
§  Baking powder                            : 1 sdt

CARA PEMBUATAN
Ø  Tepung terigu, tepung labu kuning, gist instan, mentega dan gula pasir diuleni (dicampur dengan tangan) hingga menjadi adonan yang licin dan tidak melekat di tangan.
Ø  Air dan susu cair dicampurkan ke dalam adonan dan terus diuleni.
Ø Adonan didiamkan selama 25 menit hingga mengembang menjadi dua kali volume semula.
Ø  Adonan roti tersebut digiling, kemudian dimasukkan ke dalam loyang dan bagian atasnya diolesi kuning telur.
Ø   Adonan dalam loyang didiamkan selama 20 menit hingga mengembang lagi.
Ø  Selanjutnya, adonan dimasukkan ke dalam oven, dipanggang dengan suhu 180o C selama 25 menit, hingga matang dan siap dihidangkan.

Semoga bermanfaat
16:00 | 1 comments

Petani Tradisi, Petani Pantang Mundur, dan Petani Entrepeneur


“Pekerja yang paling tidak mudah menyerah adalah petani.” Celetuk salah seorang sahabat. “Ko bisa pak?” tanya saya. “Coba lihat saja mas, apakah setiap petani gagal panen kemudian mereka berhenti bertanam. Tidak kan? Setiap gagal panen padi, mereka pasti terus menanam lagi. Ga berhenti dan ga kapok.” Ujarnya.

Diskusi saya waktu itu menjadi salah satu perbincangan menarik. Mengapa? Karena diskusi itu terjadi saat wabah wereng menghancurkan ribuan sawah di Jawa tengah, termasuk sebagian daerah saya. Saat mendengar ungkapan sahabat itu, justru fikiran saya berkata sebaliknya. Benarkah kalau gagal, kemudian menanam lagi berarti tidak mudah menyerah?

Terbersit, jika gagal panen kemudian mengulangi menanam dengan cara dan pola tanam yang sama, kemudian gagal. Selanjutnya mengulangi hal tersebut berulang kali, sementara seharusnya pola tanam harus diubah, itu artinya bukan tidak mudah menyerah tetapi terjatuh ke lubang yang sama. Memang kondisi ini riil terjadi. Petani di beberapa wilayah Jawa Tengah sudah beberapa kali musim tanam 2009 - 2010 gagal panen karena serangan wereng. Tragisnya setelah serangan wereng hilang, ganti virus kerdil rumput menghajar. Kontan padi mereka hanya gemuk tak bermalai. 


Saran untuk mengganti pola tanam dengan palawija tentu sudah sering disampaikan, namun pola padi-padi-padi masih menjadi favorit. Gagal tanam ini, hancur kena wereng, siap-siap tanam padi lagi. Hancur lagi, tanam padi lagi, hancur lagi, tanam padi lagi. Begitu terus hingga kurang lebih 7 musim. Baru musim terakhir kemaren sebagian petani mulai beralih ke palawija. 

Sangat mengganjal, kenapa petani enggan berubah sementara jelas pola dan system tanam yang dilakukannya terbukti gagal. Tentu banyak faktor yang mendasarinya. Namun penyebab terbesarnya masih pada masalah social dan system yang berlaku di wilayah tersebut: 1. Kebiasaan yang telah turun-temurun, 2. budidaya padi yang mudah, 3. sebagai cadangan ketika hajatan tetangga, hingga 4. ketersediaan air melimpah masih menjadi penyebab. 

Pola tradisional yang masih dipegang menjadi salah satu hambatan untuk menerima budaya dan teknologi baru. Ditambah sebagian besar petani adalah kaum tua. Memegang teguh prinsip luhur dan budaya arif yang dekat dengan alam tentu indah dipegang. Namun petani adalah seorang entrepreneur. Dan entrepreneur harus selalu membuka mata terhadap teknologi dan perkembangan baru. Mau menerima masukan baru.

Pernyataan sahabat saya tersebut tentu menjadi pelajaran. Tak mudah menyerah, tekun dan ulet adalah sifat dasar seorang entrepreneur. Dan petani sudah memiliki modal besar ini. Bahkan sebagian besar petani. Ini patut kita contoh. Namun mengapa  mayoritas petani tidak beranjak maju? Dan terus dianggap sebagai petani “gurem”? Hanya segelintir petani yang menjadi sukses dan kaya (parameter materi) dari bertani? mungkin salah satu penyebabnya karena terlalu teguh memegang tradisi. 

Tak mudah menyerah, tekun, ulet, membuka mata pada informasi dan teknologi, kreatif. Sifat ini harus terus kita tekankan dan tanamkan pada petani. Insyaallah profesi petani benar-benar menjadi profesi yang berkembang.


00:08 | 0 comments

Ini Dia Cara Buat Kue Kering Labu Kuning

Written By Admin on Wednesday, 14 September 2011 | 22:48

 SERI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Sudah pernah makan kolak kan? Tentu sudah. Kalau belum...kasian ^^. Yang tak pernah ketinggalan untuk dibuat kolak adalah buah yang warnanya sangat menggiurkan, labu kuning. Rasanyapun nikmat. Warna kuning itu menunjukkan bahwa buah tersebut mengandung karoten yang tinggi. Karotenoidnya berbentuk betakaroten. Fungsi betakaroten sudah kita bahas sebelumnya dapat anda baca disini

Disamping mengandung betakaroten, labu kuning juga mengandung vitamin C, zat gizi, dan kalium. Selain itu labu kuning juga kaya akan serat sehingga baik untuk pencernaan. Nah,, dengan manfaat yang besar ini, sayang kan kalau hanya dibikin kolak? Ternyata buah ini bisa diolah menjadi variasi makanan yang luar biasa. Oleh karena itu beberapa seri kedepan, kita akan membahas tentang resep labu kuning, variasi olahan labu kuning. Sobat GagasPertanian, untuk saat ini kita akan sampaikan tentang cara membuat Kue Kering Labu Kuning. Ini dia resepnya
BAHAN
v     Tepung terigu                               : 250 gram
v     Tepung labu kuning                      : 100 gram
v     Tepung Maizena                           : 150 gram
v     Gula halus                                     : 200 gram
v     Telur ayam                                    : 4 butir
v     Soda kue                                        : 0,5 sdt
v     Selai labu                                      : secukupnya

CARA MEMBUATNYA
Ø Mentega dan gula halus dikocok hingga putih. Kemudian telur (2 butir) dimasukkan sambil terus dikocok hingga menjadi adonan yang mengembang.
Ø Tepung terigu, tepung labu kuning dan tepung maizena dicampur rata, kemudian sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam adonan dan diaduk hingga tercampur rata.
Ø   Adonan dicetak dengan cetakan kue kering.
Ø   Pada bagian permukaan adonan yang telah dicetak diolesi dengan sedikit selai labu kuning.
Ø  Adonan dalam loyang dipanggang dalam oven dengan suhu 170o C selama 20 menit, hingga matang. Selanjutnya dikeluarkan, dinginkan serta hidangkan.

Selamat mencoba.^^
22:48 | 0 comments

Praktek Pembuatan Beauveria bassiana

Written By Admin on Wednesday, 22 June 2011 | 16:44


gambar:kompas.com
Sobat Gagas Pertanian, sebagian besar orang menganggap bahwa Beauveria bassiana sebagai agens hayati untuk mengatasi wereng hanya dapat di perbanyak oleh seorang ahli dilaboratorium dengan menggunakan peralatan yang canggih. Ternyata tidak! Seperti halnya Trichoderma sp dan Bacillus sp, cara perbanyakan B. Bassiana sangatlah sederhana dan dapat dilakukan oleh petani di pedesaan. Tulisan kali akan membahas cara pengembangan b.bassiana skala petani. Seperti halnya pengembangan agen hayati lainnya, banyak metode yang bisa dilakukan. Sengaja saya pilihkan metode sederhana yang aplikatif. Menurut Hadi Winarno, bahan dan alat yang diperlukan adalah:


Bahan
  1. menir  5 kg
  2. air 200CC
  3. kapas
  4. starter jamur B. bassiana
  5. Alkohol 70%
  6. Spiritus

Alat
  1. Kompor
  2. dandang
  3. tampah
  4. ember
  5. kotak inokulasi
  6. lampu spiritus
  7. kantong plastik ukuran kecil (1 kg)  dan besar (2kg)
  8. rak bambu
  9. centong
  10. steples

Cara kerja:
  1. Penyiapan media menir
    1. Menir dibersihkan kemudian dicampur air sedikit demi sedikit  dengan air, kemudian dikepal hingga menggumpal.
    2. Panaskan air hingga mendidih, kemudian kukus menir selama ± 30 – 45 menit hingga setengah matang. Angkat lalu dinginkan.
    3. Setelah dingin, menir dimasukkan kedalam kantong plastik ukuran kecil sebanyak seperempat bagian (100 gram) setiapkantong plastik.
    4. Setelah dimasukkan dalam kantong plastik kecil, masukkan dalam kantong plastik besar untuk disterilisasi.
  2. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan sebanyak tiga kali masing-masing 60 menit dalam air mendidih. Masing-masing proses sterilisasi diberi jeda interval 24 jam.
  1. Inokulasi
Media menir yang telah disterilisasi yang ketiga kali atau pada hari ke tiga, didinginkan, kemudian dilakukan inokulasi dalam kotak yang dibuat dari papan, didepannya diberi kaca. Perbandingan starter dengan media menir adalah 5 gram: 100 gram. Ujung plastik dilipat lalu. disteples
  1. Inkubasi
Setelah proses inokulasi selesai, plastik disusun pada tempat inkubasi dengan menggunakan rak bambu di dalam ruangan yang bersih dan kering. Setelah diinkubasi (disimpan) selama 10-15 hari, media menir akan ditumbuhi oleh jamur dengan benang yang berwarna putih yang menandakan jamur tumbuh dengan baik. Apabila muncul warna hitam pada hari 20-25 hari berarti terdapat kontaminan. Hasil biakan telah siap diaplikasikan dilapangan.

Teknik aplikasi
  1. 50 gram media biakan digunakan untuk satu tangki ukuran 14 liter.
  2. 50 gram/ setengah bungkus plastik kecil dimasukkan dalam ember yang berisi air seperempat bagian, kemudian media diremas secara perlahan hingga jamur terlepas dari media menir.
  3. masukkan dalam tank semprot dengan disaring menggunakan kain yang tipis. 
16:44 | 0 comments

Beauveria Bassiana: Musuhnya Wereng

Serangan wereng sejak tahun 2010 telah memberikan kerugian yang sangat besar bagi petani. Jika ditelaah, ledakan populasi wereng ini sebenarnya tak lepas dari ulah manusia sendiri, tentu saja karena faktor iklim yang mengalami perubahan. Beberapa faktor yang dapat ditemui sebagai penyebab meledaknya hama wereng adalah: 1. Terjadinya iklim La-Nina pada tahun 2010 ditandai dengan musim kemarau basah karena banyaknya curah hujan. Kondisi lembab adalah kondisi yang sangat disukai oleh hama dan penyakit; 2. Air melimpah sehingga tanam padi tak serempak; 3. pemupukan N yang berlebihan sehingga menyebabkan turunnya daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit; 4. Penggunaan insektisida yang tidak tepat dan berlebihan menyebabkan matinya musuh alami dan terjadinya resistensi beberapa jenis hama termasuk wereng. Seperti apakah musuh alami yang efektif untuk wereng? bagaimana mekanisme agens hayati membunuh wereng?


Penggunaan agens hayati menjadi salah satu metode yang ampuh untuk mengatasi serangan hama wereng. Agens hayati yang dianjurkan adalah Beauveria bassiana. Cara pembuatannya dapat anda temukan di artikel ini. Fungi ini ditemukan pada abad ke 18 di Prancis dan Italia, di mana produksi sutra penting dalam abad 16 dan 17, kerugian berat larva ulat dialami setiap tahun dari "muscardine". Pada tahun 1835, ilmuwan Italia Agostino Bassi de Lodi (disebut sebagai "Bapak Patologi Serangga") menunjukkan bahwa masalah yang mempengaruhi ulat sutera sebenarnya disebabkan oleh jamur yang berkembang biak pada tubuh serangga. Ini adalah mikroorganisme pertama yang diakui sebagai agen hayati yang menyerang hewan. Ya memang, patogen hewan pertama yang harus dipahami adalah serangga, bukan manusia! Jamur  tersebut kemudian disebut Beauveria bassiana untuk menghormati penemunya. Mumi putih yang sangat khas dan terlihat dari ulat yang terkena serangan jamur tersebut memunculkan nama muscardine, yang berasal dari kata Perancis untuk kembang gula yang menyerupai spesimen mumi. Hari ini muscardine merujuk kepada jamur serangga atau penyakit yang disebabkan oleh jamur. [1]





 Gambar serangga yang terserang B.Bassiana
(berbagai sumber)

Beauveria adalah jamur alami dalam tanah sepanjang timur laut (dan dunia), Dan telah diteliti untuk pengendalian serangga tular tanah (misalnya kumbang Mei di Eropa, batang Argentina kumbang di Selandia Baru). Banyak serangga tanah, mungkin memiliki toleransi yang alami untuk patogen ini, yang tidak dipamerkan pada banyak hama daun. Oleh karena itu, pengembangan komersial dari jamur ini terutama ditujukan untuk pengendalian biologis terhadap  hama daun. [2]

Beauveria bassiana membunuh hama melalui infeksi sebagai akibat dari serangga yang kontak dengan spora jamur. Serangga dapat kontak dengan spora jamur melalui beberapa cara: semprotan jamur menempel pada tubuh serangga, serangga bergerak pada permukaan tanaman yang sudah terinfeksi jamur, atau dengan memakan jaringan tanaman yang telah diperlakukan dengan jamur (yang terakhir ini bukan metode utama penyerapan). Setelah spora jamur melekat pada kulit serangga (kutikula), mereka berkecambah membentuk struktur (hifa) yang menembus tubuh serangga dan berkembang biak. Ini mungkin memakan waktu 3-5 hari untuk serangga mati, tapi mayat yang terinfeksi dapat berfungsi sebagai sumber spora untuk penyebaran sekunder jamur. Serangga juga dapat menyebarkan jamur melalui perkawinan.[3]Kelembaban tinggi dan air bebas (aw) meningkatkan aktivitas dari konidia dan proses infeksi serangga. Spora jamur mudah dibunuh oleh radiasi matahari dan menginfeksi dengan optimal pada suhu dingin hingga suhu moderat [4]

Pedoman Umum: Rentang keberhasilan penyemprotan menggunakan fungi ini akan tergantung pada kerentanan spesies yang bersangkutan, tingkat populasi hama, dan kondisi lingkungan pada saat aplikasi. Namun di sini adalah beberapa poin untuk diingat:
  1. Pengamatan sebelum penyemprotan.
    Sebelum penyemprotan, lakukan pengamatan agar waktu penyemprotan sesuai dan efektif.
    Berlaku hanya apabila serangga terlihat pada tanaman dan tidak berlaku sebagai semprotan pencegahan karena residu dapat hilang dalam beberapa hari.
  2. Sebuah aplikasi tunggal mungkin tidak cukup.
    Beberapa aplikasi berulang mungkin diperlukan untuk memberikan kontrol yang memadai, karena jamur cepat dipecah oleh sinar matahari dan tercuci oleh hujan. Ada bukti bahwa jamur dapat melewati musim dingin dan aplikasi berulang-kali dapat meningkatkan efektivitas untuk beberapa serangga
  3. Gunakan terhadap fase awal serangga.
    B. bassiana lebih efektif pada tahap muda serangga dari pada tahap yang lebih tua (misalnya larva besar atau orang dewasa).
  4. Pertimbangkan kompatibilitas.
    Jangan mencampur tangki dengan fungisida yang tidak diperbolehkan Menerapkan semprotan fungisida kimia dalam rentang waktu 4 hari setelah aplikasi B. bassiana juga dapat mengurangi kemanjurannya.
  5. Kelembaban adalah faktor pendukung.
    Beauveria mungkin akan lebih efektif dalam kondisi kelembaban relatif tinggi.
Pengalaman saya dilapangan, penggunaan agens hayati ini memang efektif untuk pengendalian wereng, dengan syarat waktu pengendaliannya tepat dan sesuai dengan siklus hidup wereng. Namun karena agens hayati memiliki beberapa kelemahan (lihat disini), petani menjadi tidak sabar dan cenderung menganggap agens hayati ini kurang manjur. Perlu diberikan pendampingan dan pemahaman dalam penggunaan setiap agens hayati.

Semoga artikel ini bermanfaat. Terus perjuangkan budaya kembali ke alam. 

Referensi:
[1] Susan Mahr. 1997. The Insect Fungus Beauveria bassiana. Midwest Biological Control News. http://www.entomology.wisc.edu
[3] Long, D.W., G.A. Drummond, E. Groden. 2000. Horizontal transmission of Beauveria bassiana. Agriculture and Forest Entomology 2:11-17. NOP. 2000. USDA National Organic Program Regulations, 7CFR 205.206(e) http://www.ams.usda.gov/nop
[4] Goettel, M. S., G. D. Inglis and S.P. Wraight. 2000. Fungi, pp.255- 282. In Field Manual of Techniques in Invertebrate Pathology. Eds. L.A. Lacey and H. K. Kaya. Kluwer Academic Press.
16:25 | 0 comments

Teknik Pengembangan Agens Hayati Trichoderma sp

Written By Admin on Tuesday, 21 June 2011 | 15:55



Apa kabar sobat GagasPertanian? Semoga selalu dalam limpahan kebaikan dan keberkahan hidup. Hari ini kita memang spesial *halah* akan membahas agens hayati Trichoderma. Pada artikel sebelumnya kita sudah memahami karakterisktik dan fungsi dasar dari jamur tersebut, sekarang kita akan membahas tentang metode pengembangan Trichoderma secara sederhana. Dengan bahan yang mudah dan murah sehingga teknologi ini dapat diaplikasikan oleh petani secara mandiri. Tentu dengan dorongan anda. Sebenarnya ada beberapa metode dalam pengembangan jamur ini, kali ini saya nukilkan metode yang dilakukan oleh Ditjen Perkebunan Departemen Pertanian. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perbanyakan massal jamur Trichoderma adalah:


Alat:
1. Dandang sabluk
2. Kompor Gas / Kompor minyak
3. Bak plastik
4. Plastik meteran (dijual dalam bentuk lembaran)
5. Entong kayu.

Bahan:
1. Sekam
2. Bekatul (dedak)
3. Air
4. Alkohol 96 %.
5. Isolat (bibit) jamur Trichoderma.

Langkah-langkah perbanyakan massal jamur Trichoderma
  1. Campurkan media (sekam dan bekatul) dengan perbandingan 1:3 dalam bak plastik.
  2. Berikan air kedalam media tersebut kemudian aduk sampai rata.
  3. Tambahkan air sampai kelembaban media mencapai 70 % (dapat di cek dengan meremas media tersebut, tidak ada air yang menetes namun media menggumpal)
  4. Masukkan media kedalam kantong plastik.
  5. Siapkan dandang sabluk untuk menyeteril media.
  6. Isi dandang sabluk dengan air sebanyak 1/3 volume dandang.
  7. Masukkan media kedalam dandang sabluk
  8. Sterilkan media dengan menggunakan dandang sabluk selama 1 (satu) jam set elah air mendidih. Sterilisasi diulang 2 (dua) kali, setelah media dingin sterilkan kembali media selama 1 jam. Sterilisasi bertingkat ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang masih dapat bertahan pada proses sterilisasi pertama.
  9. Tiriskan media di dalam ruangan yang lantainya telah beralas plastik.
  10. Sebelum digunakan semprot alas plastik menggunakan Alkohol 96%.
  11. Ratakan permukaan media dengan ketebalan 1-5 cm.
  12. Semprot media dengan suspensi jamur Trichoderma (isolat jamur Trichoderma yang telah dilarutkan kedalam air, 1 (satu) isolat dilarutkan dengan 500 ml air)).
  13. Tutup dengan plastik lalu inkubasikan selama 7 (tujuh) hari. Ruangan inkubasi diusahakan minim cahaya, dengan suhu ruangan berkisar 25-27 derajat celcius.
  14. Amati pertumbuhan jamur Trichoderma, jamur sudah dapat dipanen setelah seluruh permukaan media telah ditumbuhi jamur Trichoderma, (koloni jamur berwarna hijau).


Agar proses pengembangan berhasil, anda harus memperhatikan beberapa kunci keberhasilan perbanyakan massal jamur Trichoderma ini:
  1. Aseptisitas proses produksi, artinya petani selaku pembuat harus mengetahui titik-titik kritis dimana proses produksi harus dilakukan secara aseptis (higienis). Penyiapan dan proses sterilisasi media merupakan titik kritis pertama yang harus diperhatikan.
  2. Kualitas isolat jamur Trichoderma, isolat jamur Trichoderma yang diperbanyak secara massal harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya jumlah dan viabilitas spora tinggi, umur biakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dan isolat dalam keadaan segar (baru dipindahkan ke media yang baru). Isolat dapat diperoleh di Laboratorium Agens Hayati terdekat
  3. Inkubasi. Ruangan inkubasi harus mendukung pertumbuhan jamur Trichoderma. Intensitas cahaya, suhu dan kelembaban ruangan harus diatur sedemikian rupa agar pertumbuhan jamur berjalan optimal.

Aplikasi:
Untuk mengendalikan penyakit kuning pada tanaman lada dan busuk batang pada pangkal batang panili dengan cara sebagai berikut:
  • Buat alur melingkar dari leher akar di tanah sekitar tanaman yang sakit dengan jarak:
    1. Tanaman karet         : 50 -70 cm
    2. Tanaman lada          : 30 – 40 cm
    3. Tanaman vanili        : 20 – 25 cm
  • Taburkan biakan jamur hasil perbanyakan dengan dosis:
    1. Tanaman karet         :
                      - Bibit di polibag ± 50 gram/pohon
                      - Tanaman muda ± 100 gram/pohon
                      - Tanaman dewasa ± 150 gram/pohon
    1. Tanaman lada          :  ± 50 – 150 gram/pohon
    2. Tanaman vanili        :  ± 100 -150 gram/ tahun
  • Tutup kembali alur yang telah diisi dengan tanah bekas galian.
  • Dianjurkan ditambah dengan serasah dan diaplikasikan pada kondisi kelembapan yang cukup.
  • Apabila jamur diaplikasikan pada tanah yang basa (pH lebih dari 6) diperlukan serbuk belerang dengan dosis yang disesuaikan dengan keadan tanah. Untuk preventif sebaiknya ditaburkan 50 gram/pohon dan ditabur melingkar 50 cm dari leher akar.

Mudah bukan? Selamat mencoba. Jangan lupa bagikan artikel ini ke teman, saudara, blog, atau millist anda. Tentu saja dengan mencantumkan sumbernya.
15:55 | 0 comments

Welcome Guys

ayo sehat tips sehat diabetes
makan sehat apa aja dimakan
oke lah kalo begitu

Categories