Sehat dan makanan memang tak bisa dipisahkan. Diet golongan darah bisa menjadi alternatif pola makan sehat. Setiap makanan yang dikonsumsi sehari-hari akan direspons berbeda oleh tiap jenis golongan darah. Itu diketahuinya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bertahun-tahun. ”Semua bahan makanan mengandung protein yang dikenal dengan lektin. Lektin berperan berbeda bagi tiap-tiap sel darah yang sudah diprogram secara genetik untuk menerima atau menolak protein-protein tersebut,” kata penemu diet berdasarkan golongan darah Peter J D’Adamo yang juga ahli naturopati dari AS. (download bukunya disini)
Jika bahan makanan yang mengandung lektin tidak sesuai dengan golongan darah, maka lektin bisa menyerang salah satu organ atau sistem imun tubuh. Termasuk pembuluh darah sehingga menyebabkan penggumpalan darah. Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Ali Khomsan MS menambahkan, jika makanan yang dikonsumsi tidak sesuai, maka dapat menimbulkan dampak seperti gizi tidak terserap dengan baik, obesitas, dan penyakit degeneratif, misalnya jantung, kanker, dan asam urat. Masing-masing golongan darah memiliki daftar makanan sesuai golongan darah.
Selain faktor makanan, obesitas juga dapat dipengaruhi oleh bakat genetik. Bakat itu akan makin berkembang jika orangtua menerapkan pola makan yang salah pada anaknya. ”Kesalahan yang sering kali dilakukan orangtua adalah meminta anak agar makan banyak seperti porsi ukuran dewasa. Padahal kebiasaan makan banyak bisa memicu obesitas yang akhirnya dapat memunculkan banyak penyakit,” katanya saat peluncuran buku berjudul Menu Sehat & Lezat Golongan A, B, AB & O.
Di Indonesia, obesitas pada wanita mencapai dua kali lipat lebih besar dibandingkan pria. Pasangan suami-istri yang keduanya gemuk berpotensi 80 persen melahirkan anak yang gemuk pula. Salah satu ciri yang dapat diamati dari bayi yang baru lahir adalah jari-jari tangannya tampak seperti jempol semua. Alias gemuk-gemuk. Penyakit degeneratif juga punya kecenderungan meningkat dan sekarang dapat menyerang pada usia muda. Semua kalangan, baik orang berkemampuan ekonomi tinggi maupun rendah juga bisa terancam penyakit ini dan akibatnya bisa fatal.
Sebagai perbandingan, kalau dulu penyakit jantung kebanyakan menyerang di usia lanjut, kini di usia 30-an tahun pun sudah ada yang terkena penyakit ini. Menurut Ali Khomsan, asam urat nyaris tidak bisa disembuhkan meski bukan penyakit yang mematikan. Tapi ketika kumat,cukup menjengkelkan. Dapat diibaratkan seperti ada butiran pasir dalam persendian dan saat bergerak seperti tertusuk-tusuk jarum.
Penyebabnya, antara lain kegemukan, konsentrasi purin yang tinggi, hipertensi atau gagal ginjal, dan gangguan metabolisme. Untuk menjaga agar tidak kumat, penderita dapat minum 10 gelas air putih per hari dan menghindari makanan yang mengandung alkohol, seperti durian, tape, dan brem. Juga perlu menghindari makanan mengandung purin dan kolesterol tinggi seperti jeroan serta mengurangi konsumsi daging.
”Berdasarkan penelitian, di Indonesia asam urat paling banyak ditemui pada ras Minahasa dan Tapanuli. Kemudian prevelansi hipertensi ternyata paling tinggi diderita orang Sumatera Barat,” ungkapnya.
Untuk itu, dia menyarankan, makanan yang harus dimakan oleh golongan darah O adalah yang tinggi protein tetapi rendah karbohidrat. Golongan darah A perlu mengonsumsi jenis makanan berbasis sayuran dengan sedikit daging. Golongan darah B sebaiknya mengonsumsi makanan berbasis nabati dan hewani. Adapun golongan darah AB bisa mengonsumsi makanan seimbang plus susu, sayuran, dan buah.
Cermati Kelompok Makanan Racun
Dalam buku berjudul Menu Sehat & Lezat Golongan Darah, Prof Dr Ir Ali Khomsan MS mengelompokkan makanan menjadi tiga kategori sesuai golongan darah, yaitu bermanfaat, netral, dan merugikan.
Bermanfaat adalah makanan yang sangat baik dikonsumsi karena berkhasiat baik bagi tubuh. Netral adalah makanan yang berkhasiat sebagai makanan, tapi tidak ada salahnya dinikmati karena bermanfaat sebagai sumber nutrisi. Adapun makanan merugikan adalah makanan yang harus dihindari karena dapat menimbulkan beragam penyakit.
”Kelompok makanan yang bermanfaat berperilaku sebagai obat, makanan yang netral sebagai keseimbangan gizi, dan makanan yang merugikan diibaratkan seperti racun,” kata Khomsan. Adapun anggota tim penyusun buku tersebut, Yuni Harlinawati, menambahkan, trik memasak hidangan dalam menu sehat tidak harus satu golongan darah satu masakan.
Misalnya, dalam satu keluarga ada yang bergolongan darah O dan AB, maka ketika memasak menu berbahan dasar kedelai, sebelum menjadi masakan jadi dapat dipisahkan sebelumnya. Selanjutnya untuk golongan O yang membutuhkan banyak daging, dapat ditambahkan ayam suwir atau daging cincang. Untuk golongan AB, tidak usah ditambahkan apa-apa.
”Menu-menu yang disajikan pun sebetulnya tidak terlalu sulit untuk membuatnya,” katanya. Sebagai contoh, Smoothie Stroberina yang merupakan jenis jus yang cocok untuk golongan darah O, hanya terbuat dari pisang ambon yang dicampur stroberi segar, jus jeruk, perasan lemon, dan bisa ditambahkan sedikit madu. Cara membuatnya cukup diblender seperti membuat jus biasa.
”Pisang ambon mengandung kalsium tinggi yang bagus untuk hipertensi dan kolesterol. Begitu juga stroberi, kaya kandungan vitamin C yang juga bagus untuk terapi kolesterol. Sementara air perasan lemon bagus untuk membuang lendir dan sebagai tonik untuk lever. Jus ini dapat dinikmati pada pagi hari dan berfungsi sebagai detoksifikasi,” papar Yuni.
Untuk penderita diabetes, sebaiknya memilih nasi beras merah. Hindari mengonsumsi gula sederhana seperti gula pasir, sirup, selai jus yang ditambahkan gula, makanan, dan camilan yang manis. Yuni menambahkan, brokoli termasuk jenis sayuran yang bagus untuk semua golongan darah.
sumber: okezone.com
bot pranadi