Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

gabunglah dengan ribuan orang pecinta "HIDUP sehat"

Budidaya Mudah Cabai Rawit

Written By Admin on Sunday, 10 October 2010 | 08:25

Cabai rawit atau cabai kecil (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakan tanaman berumur panjang (menahun), dapat hidup sampai 2-3 tahun apabila dipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi.  Terdapat beberapa macam cabai rawit antara lain rawit kecil, sedang dan besar.  Umumnya cabai rawit kecil rasanya sangat pedas. Cabai rawit digunakan untuk sayur, bumbu masak, asinan dan obat.  Budidaya cabai rawit secara umum tidak berbeda nyata dengan budidaya cabai merah. Namun yang harus diperhatikan adalah jarak tanam dan pemupukannya. Karena umurnya yang panjang, pemupukannya lebih banyak. Umumnya tanaman cabai rawit lebih tahan terhadap penyakit dibanding cabai yang lainnya.

PERSYARATAN TUMBUH
Cabai rawit dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, namun tanaman ini lebih cocok ditanam di ketinggian antara 0-500 m dpl. Produksi pada ketinggian di atas 500 m dpl tidak jauh berbeda namun waktu panennya lebih panjang. Tanaman ini menghendaki tanah gembur, kaya akan bahan organik dan pH netral (6-7).

BUDIDAYA TANAMAN

1.       Persemaian
Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100-125 g. Bedengan pesemaian dibuat arah utara selatan menghadap ke timur. Media semai dibuat dari campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1. Benh ditaburkan secara merata di atas media semai kemudian ditutup dengan tanah tipis, disiram dan ditutup dengan daun pisang. Daun pisang dibuka secara bertahap. Setelah umur semaian kurang lebih 7 hari, semaian dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang yang diisi campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1, dan dipilih bibit yang sehat dan pertumbuhannya bagus. Bibit berumur kurang lebih 30-35 hari setelah semai atau telah mempunyai 5-6 helai daun siap untuk dipindahkan ke lapangan.

2.       Penyiapan Lahan dan Penanaman
Apabila lahan yang hendak dipakai merupakan lahan kering atau tegal, maka tanah harus dibajak dan dicangkul sedalam 30-40 cm dan dibalik, kemudian bongkahan tanah dihaluskan dan sisa pertanaman sebelumnya dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit.
Pembuatan bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 40-50 cm (disesuaikan dengan kondisi tanah saat hujan, agar kelengasan tanah terjaga namun tidak tergenang bila turun hujan) dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedeng kurang lebih 40-50 cm (disesuaikan dengan kemudahan pemeliharaan dan agar drainasenya berlangsung dengan baik). Pemberian kapur pertanian (jika kondisi tanah terlalu masam) dilakukan pada saat pengolahan tanah,  2-3 minggu sebelum tanam, dengan cara ditaburkan tipis di permukaan tanah kemudian dicampur rata dengan tanah. Permukaan bedengan dibuat agak setengah lingkaran untuk mempermudah pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan tanah. Kemudian  mulsa plastik hitam perak dipasang.
Jarak tanam yang digunakan dalam penanaman cabai rawit adalah 70 cm x 70 cm atau 60 cm x 70 cm. Pada jarak tanam yang telah ditentukan dibuat lubang tanam pada mulsa plastik dengan menggunakan kaleng yang dipanaskan. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 15-20 cm dan diameter 20-25 cm, dan dibiarkan satu malam baru keesokan harinya bibit ditanam.

3.       Pemeliharaan
Pemeliharaan terdiri dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase, penyiangan, penggemburan, dan pemupukan. Penyulaman terhadap bibit yang mati dilakukan maksimal 2 minggu setelah tanam. Pemasangan ajir berupa bilah bambu setinggi kurang lebih 1 m di dekat tanaman.
Penyiraman harus diperhatikan agar tanaman tidak kekeringan terutama pada musim kemarau. Pemberian mulsa plastik hitam perak selain berfungsi untuk mengurangi populasi hama juga membantu menjaga kelembapan tanah. Pada musim penghujan pengaturan drainase harus diperhatikan agar lahan tidak tergenang air, karena hal tersebut dapat meningkatkan serangan penyakit akibat kelembaban yang tinggi.
Penyiangan terhadap gulma dilakukan pada umur tanaman 1  bulan.  Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi kompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara.
Pemupukan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat. Kebutuhan pupuk meliputi pupuk kandang 10-30 ton/ha,    urea 200-300 kg/ha, SP-36 200-300 kg/ha dan KCl 150-250 kg/ha. Pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian dilakukan saat pembuatan bedengan. Pupuk buatan sebagai pupuk dasar diberikan dengan cara membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepi bedengan dan jarak antar larikan 70 cm, kemudian taburkan pupuk secara merata pada larikan tersebut. Pemberian pupuk dasar  ini dilakukan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.
Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan, menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan susulan ini bisa dberikan dengan cara dicor, setiap tanaman disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk.  Larutan pupuk dibuat dengan mengencerkan 1,5-3 kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman cabai rawit merupakan tanaman tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3 tahun maka sebaiknya dilakukan pemupukan ulang sesuai kebutuhan agar produksinya terus bertahan.

4.       Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama lalat buah dapat dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buah yang mengandung metil eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutudaun, trips dan kutu kebul dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak dan juga pemasangan perangkap lekat kuning. Penyakit antraknose dapat dikendalikan dengan penggunaan varietas tahan dan juga penggunaan fungisida secara selektif.
 Apabila dalam mengendalikan OPT menggunakan pestisida, maka harus benar dalam  pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.

5.       Panen dan Pascapanen
Pada saat panen, buah yang rusak sebaiknya dimusnahkan, kemudian buah yang dipanen dimasukkan dalam karung jala dan kalau akan disimpan sebaiknya disimpan di tempat yang kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2007


08:25 | 1 comments

Budidaya Mudah Cabai Rawit

Cabai rawit atau cabai kecil (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakantanaman berumur panjang (menahun), dapat hidup sampai 2-3 tahun apabiladipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi.  Terdapat beberapa macam cabai rawit antaralain rawit kecil, sedang dan besar. Umumnya cabai rawit kecil rasanya sangat pedas. Cabai rawit digunakanuntuk sayur, bumbu masak, asinan dan obat. Budidaya cabai rawit secara umum tidak berbeda nyata dengan budidayacabai merah. Namun yang harus diperhatikan adalah jarak tanam dan pemupukannya.Karena umurnya yang panjang, pemupukannya lebih banyak. Umumnya tanaman cabairawit lebih tahan terhadap penyakit dibanding cabai yang lainnya.

PERSYARATAN TUMBUH
Cabai rawit dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, namuntanaman ini lebih cocok ditanam di ketinggian antara 0-500 m dpl. Produksi padaketinggian di atas 500 m dpl tidak jauh berbeda namun waktu panennya lebihpanjang. Tanaman ini menghendaki tanah gembur, kayaakan bahan organik dan pH netral (6-7).

BUDIDAYATANAMAN

1.      Persemaian
Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100-125 g. Bedengan pesemaian dibuatarah utara selatan menghadap ke timur. Media semai dibuat dari campuran tanahdan kompos steril dengan perbandingan 1:1. Benh ditaburkan secara merata diatas media semai kemudian ditutup dengan tanah tipis, disiram dan ditutupdengan daun pisang. Daun pisang dibuka secara bertahap. Setelah umur semaiankurang lebih 7 hari, semaian dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daunpisang yang diisi campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1, dandipilih bibit yang sehat dan pertumbuhannya bagus. Bibit berumur kurang lebih30-35 hari setelah semai atau telah mempunyai 5-6 helai daun siap untukdipindahkan ke lapangan.

2.      PenyiapanLahan dan Penanaman
Apabila lahan yang hendak dipakai merupakanlahan kering atau tegal, maka tanah harus dibajak dan dicangkul sedalam 30-40cm dan dibalik, kemudian bongkahan tanah dihaluskan dan sisa pertanamansebelumnya dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit.
Pembuatan bedengan dengan lebar 1-1,2 m,tinggi 40-50 cm (disesuaikan dengan kondisi tanah saat hujan, agar kelengasantanah terjaga namun tidak tergenang bila turun hujan) dan panjang disesuaikandengan kondisi lahan. Jarak antar bedeng kuranglebih 40-50 cm (disesuaikan dengan kemudahan pemeliharaan dan agar drainasenyaberlangsung dengan baik). Pemberian kapur pertanian (jika kondisi tanah terlalumasam) dilakukan pada saat pengolahan tanah, 2-3 minggu sebelum tanam, dengan cara ditaburkan tipis di permukaantanah kemudian dicampur rata dengan tanah. Permukaan bedengan dibuat agaksetengah lingkaran untuk mempermudah pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kandangdiberikan pada saat pengolahan tanah. Kemudian mulsa plastik hitam perak dipasang.
Jarak tanam yang digunakan dalam penanaman cabai rawit adalah 70 cm x 70 cmatau 60 cm x 70 cm. Pada jarak tanam yang telah ditentukan dibuat lubang tanampada mulsa plastik dengan menggunakan kaleng yang dipanaskan. Lubang tanamdibuat dengan kedalaman 15-20 cm dan diameter 20-25 cm, dan dibiarkan satumalam baru keesokan harinya bibit ditanam.

3.      Pemeliharaan
Pemeliharaan terdiri dari penyulaman,pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase, penyiangan, penggemburan, danpemupukan. Penyulaman terhadap bibit yang mati dilakukan maksimal 2 minggusetelah tanam. Pemasangan ajir berupa bilah bambu setinggi kurang lebih 1 m didekat tanaman.
Penyiraman harus diperhatikan agar tanamantidak kekeringan terutama pada musim kemarau. Pemberian mulsa plastik hitamperak selain berfungsi untuk mengurangi populasi hama juga membantu menjaga kelembapan tanah.Pada musim penghujan pengaturan drainase harus diperhatikan agar lahan tidaktergenang air, karena hal tersebut dapat meningkatkan serangan penyakit akibatkelembaban yang tinggi.
Penyiangan terhadap gulma dilakukan padaumur tanaman 1  bulan.  Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangikompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara.
Pemupukan disesuaikan dengan kondisi lahansetempat. Kebutuhan pupuk meliputi pupuk kandang 10-30 ton/ha,    urea 200-300 kg/ha, SP-36 200-300 kg/ha danKCl 150-250 kg/ha. Pemberian pupuk kandang dankapur pertanian dilakukan saat pembuatan bedengan. Pupuk buatan sebagai pupukdasar diberikan dengan cara membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepibedengan dan jarak antar larikan 70 cm, kemudian taburkan pupuk secara meratapada larikan tersebut. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.
Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan,menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan susulan inibisa dberikan dengan cara dicor, setiap tanaman disiram dengan 150-250 mllarutan pupuk.  Larutan pupuk dibuatdengan mengencerkan 1,5-3 kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman cabairawit merupakan tanaman tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3 tahunmaka sebaiknya dilakukan pemupukan ulang sesuai kebutuhan agar produksinyaterus bertahan.

4.      Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama lalat buah dapat dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buahyang mengandung metil eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutudaun, trips dankutu kebul dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak danjuga pemasangan perangkap lekat kuning. Penyakit antraknose dapat dikendalikandengan penggunaan varietas tahan dan juga penggunaan fungisida secara selektif.
 Apabila dalam mengendalikan OPT menggunakanpestisida, maka harus benar dalam  pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktuaplikasinya.

5.      Panen dan Pascapanen
Pada saat panen, buah yang rusak sebaiknya dimusnahkan, kemudian buah yangdipanen dimasukkan dalam karung jala dan kalau akan disimpan sebaiknya disimpandi tempat yang kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian TanamanSayuran
Pusat Penelitian danPengembangan Hortikultura
Badan Penelitian danPengembangan Pertanian
2007


08:25 | 0 comments

Budidaya Mudah Cabai Rawit

Cabai rawit atau cabai kecil (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakantanaman berumur panjang (menahun), dapat hidup sampai 2-3 tahun apabiladipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi.  Terdapat beberapa macam cabai rawit antaralain rawit kecil, sedang dan besar. Umumnya cabai rawit kecil rasanya sangat pedas. Cabai rawit digunakanuntuk sayur, bumbu masak, asinan dan obat. Budidaya cabai rawit secara umum tidak berbeda nyata dengan budidayacabai merah. Namun yang harus diperhatikan adalah jarak tanam dan pemupukannya.Karena umurnya yang panjang, pemupukannya lebih banyak. Umumnya tanaman cabairawit lebih tahan terhadap penyakit dibanding cabai yang lainnya.

PERSYARATAN TUMBUH
Cabai rawit dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, namuntanaman ini lebih cocok ditanam di ketinggian antara 0-500 m dpl. Produksi padaketinggian di atas 500 m dpl tidak jauh berbeda namun waktu panennya lebihpanjang. Tanaman ini menghendaki tanah gembur, kayaakan bahan organik dan pH netral (6-7).

BUDIDAYATANAMAN

1.      Persemaian
Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100-125 g. Bedengan pesemaian dibuatarah utara selatan menghadap ke timur. Media semai dibuat dari campuran tanahdan kompos steril dengan perbandingan 1:1. Benh ditaburkan secara merata diatas media semai kemudian ditutup dengan tanah tipis, disiram dan ditutupdengan daun pisang. Daun pisang dibuka secara bertahap. Setelah umur semaiankurang lebih 7 hari, semaian dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daunpisang yang diisi campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1, dandipilih bibit yang sehat dan pertumbuhannya bagus. Bibit berumur kurang lebih30-35 hari setelah semai atau telah mempunyai 5-6 helai daun siap untukdipindahkan ke lapangan.

2.      PenyiapanLahan dan Penanaman
Apabila lahan yang hendak dipakai merupakanlahan kering atau tegal, maka tanah harus dibajak dan dicangkul sedalam 30-40cm dan dibalik, kemudian bongkahan tanah dihaluskan dan sisa pertanamansebelumnya dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit.
Pembuatan bedengan dengan lebar 1-1,2 m,tinggi 40-50 cm (disesuaikan dengan kondisi tanah saat hujan, agar kelengasantanah terjaga namun tidak tergenang bila turun hujan) dan panjang disesuaikandengan kondisi lahan. Jarak antar bedeng kuranglebih 40-50 cm (disesuaikan dengan kemudahan pemeliharaan dan agar drainasenyaberlangsung dengan baik). Pemberian kapur pertanian (jika kondisi tanah terlalumasam) dilakukan pada saat pengolahan tanah, 2-3 minggu sebelum tanam, dengan cara ditaburkan tipis di permukaantanah kemudian dicampur rata dengan tanah. Permukaan bedengan dibuat agaksetengah lingkaran untuk mempermudah pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kandangdiberikan pada saat pengolahan tanah. Kemudian mulsa plastik hitam perak dipasang.
Jarak tanam yang digunakan dalam penanaman cabai rawit adalah 70 cm x 70 cmatau 60 cm x 70 cm. Pada jarak tanam yang telah ditentukan dibuat lubang tanampada mulsa plastik dengan menggunakan kaleng yang dipanaskan. Lubang tanamdibuat dengan kedalaman 15-20 cm dan diameter 20-25 cm, dan dibiarkan satumalam baru keesokan harinya bibit ditanam.

3.      Pemeliharaan
Pemeliharaan terdiri dari penyulaman,pemasangan ajir, penyiraman, pengaturan drainase, penyiangan, penggemburan, danpemupukan. Penyulaman terhadap bibit yang mati dilakukan maksimal 2 minggusetelah tanam. Pemasangan ajir berupa bilah bambu setinggi kurang lebih 1 m didekat tanaman.
Penyiraman harus diperhatikan agar tanamantidak kekeringan terutama pada musim kemarau. Pemberian mulsa plastik hitamperak selain berfungsi untuk mengurangi populasi hama juga membantu menjaga kelembapan tanah.Pada musim penghujan pengaturan drainase harus diperhatikan agar lahan tidaktergenang air, karena hal tersebut dapat meningkatkan serangan penyakit akibatkelembaban yang tinggi.
Penyiangan terhadap gulma dilakukan padaumur tanaman 1  bulan.  Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangikompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara.
Pemupukan disesuaikan dengan kondisi lahansetempat. Kebutuhan pupuk meliputi pupuk kandang 10-30 ton/ha,    urea 200-300 kg/ha, SP-36 200-300 kg/ha danKCl 150-250 kg/ha. Pemberian pupuk kandang dankapur pertanian dilakukan saat pembuatan bedengan. Pupuk buatan sebagai pupukdasar diberikan dengan cara membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepibedengan dan jarak antar larikan 70 cm, kemudian taburkan pupuk secara meratapada larikan tersebut. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.
Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan,menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan susulan inibisa dberikan dengan cara dicor, setiap tanaman disiram dengan 150-250 mllarutan pupuk.  Larutan pupuk dibuatdengan mengencerkan 1,5-3 kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman cabairawit merupakan tanaman tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3 tahunmaka sebaiknya dilakukan pemupukan ulang sesuai kebutuhan agar produksinyaterus bertahan.

4.      Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama lalat buah dapat dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buahyang mengandung metil eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutudaun, trips dankutu kebul dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak danjuga pemasangan perangkap lekat kuning. Penyakit antraknose dapat dikendalikandengan penggunaan varietas tahan dan juga penggunaan fungisida secara selektif.
 Apabila dalam mengendalikan OPT menggunakanpestisida, maka harus benar dalam  pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktuaplikasinya.

5.      Panen dan Pascapanen
Pada saat panen, buah yang rusak sebaiknya dimusnahkan, kemudian buah yangdipanen dimasukkan dalam karung jala dan kalau akan disimpan sebaiknya disimpandi tempat yang kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian TanamanSayuran
Pusat Penelitian danPengembangan Hortikultura
Badan Penelitian danPengembangan Pertanian
2007


08:25 | 0 comments

Budidaya Bayam, mudah dan Untungnya Besar

Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk dalam famili Amaranthaceae dan merupakan salah satu jenis sayuran daun daerah tropis penting, seperti di Indonesia. Bayam biasanya dikonsumsi sebagai sayuran hijau dan banyak mengandung vitamin serta mineral.
Di Indonesia terdapat tiga jenis bayam, yaitu :
1)   Amaranthus tricolor, merupakan bayam cabut yang banyak diusahakan oleh petani, batangnya berwarna merah (bayam merah) dan ada pula yang berwarna hijau keputih–putihan.
2)  Amaranthus dubius, merupakan bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak, berdaun agak lebar sampai lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarna kemerah-merahan. Biasanya dipelihara di halaman rumah.
3)     Amaranthus cruentus, merupakan jenis bayam yang dapat ditanam sebagai bayam cabut dan juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar, berwarna hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3 minggu.


PERSYARATAN TUMBUH
Bayam cocok ditanam pada hampir setiap jenis tanah dan dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl. Waktu tanam bayam yang terbaik adalah pada awal musim hujan antara bulan Oktober–Nopember atau pada awal musim kemarau antara bulan Maret–April. Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7.

BUDI DAYA TANAMAN

1.    Benih

Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan Cimangkok.
Tanaman bayam dikembangbiakkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus berumur cukup tua (3 bulan). Benih yang muda tidak tahan disimpan lama dan daya kecambahnya cepat menurun. Benih bayam yang cukup tua dapat disimpan lama sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi. Keperluan benih bayam adalah sebanyak 5 – 10 kg tiap hektar atau 0,5 – 1  g tiap m2.

2. Persiapan Lahan, Persemaian dan Penanaman

Lahan untuk pertanaman bayam perlu diolah lebih dahulu dengan dicangkul sedalam 20–30 cm supaya gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur, untuk mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang kuda atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Lahan yang kaya bahan organik  tidak perlu diberikan pupuk kandang lagi. Selanjutnya, pupuk buatan diberikan dengan dosis  N 120 kg, P2O5 90 kg dan K2O 50 kg per hektar atau setara  dengan Urea 30 g, TSP 20 g dan KCl 10 g tiap m2  luas bedengan. Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu menyebar biji langsung pada bedengan, menyebar langsung pada larikan/barisan, dan melalui persemaian lebih dahulu.
a.       Cara disebar langsung biasanya digunakan untuk penanaman bayam cabut. Biji disebar langsung secara merata di atas permukaan bedengan kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya kurang lebih 1 – 2 cm).
b.       Biji dapat juga disebarkan pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10 – 15 cm, kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
c.       Persemaian umumnya digunakan untuk  penanaman bayam petik. Benih disemai, kemudian setelah tumbuh (kurang dari 10 hari), bibit dibumbun dan dipelihara selama kurang lebih 3 minggu sampai siap dipindah ke lapangan. Jarak tanam pada sistem ini adalah 50 cm x 30 cm.

3.  Pemeliharaan

Tanaman bayam khususnya A. tricolor jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada  tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Kebutuhan air untuk tanaman harus diperhatikan. Tanaman bayam yang masih muda (sampai minggu pertama setelah tanam) memerlukan air sebesar kurang lebih 4 mm/tanaman atau 4 l/m2 dalam sehari. Menjelang dewasa tanaman ini memerlukan air sekitar 8 mm atau 8  l/m2 setiap harinya. Penyiangan rumput secara khusus pada pertanaman bayam petik tidak terlalu diperlukan, namun diperlukan pada  pertanaman bayam cabut.

4.  Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)   
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, pengorok daun dan belalang. Jika terpaksa harus menggunakan insektisida, gunakan jenis insektisida yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi, insektisida nabati atau insektisida piretroid sintetik.
Sedangkan penyakit biasanya kurang merugikan tanaman bayam terutama jika lingkungan sekitar pertanaman terpelihara, seperti drainase baik, cahaya matahari maksimum dan pemupukan tidak terlalu banyak. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.)

5.  Panen dan Pascapanen
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tingginya sudah  mencapai kira–kira 20 cm, yaitu pada umur antara tiga sampai empat minggu setelah tanaman tumbuh. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur antara satu sampai setengah bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Produksi tanaman bayam yang dipelihara dengan baik dapat mencapai 5 sampai 10 ton/ha.
Penanganan pasca panen bayam terutama diarahkan untuk mempertahankan kesegarannya, yaitu dengan cara menempatkan bayam yang baru dipanen di tempat berair, merendam bagian akarnya dan transportasi (pengiriman produk) dilaksanakan secepat mungkin.


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2007


08:12 | 0 comments

Budidaya Bayam, mudah dan Untungnya Besar

Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk dalam famili Amaranthaceae dan merupakansalah satu jenis sayuran daun daerah tropis penting, seperti di Indonesia.Bayam biasanya dikonsumsi sebagai sayuran hijaudan banyak mengandung vitamin serta mineral.
Di Indonesia terdapat tiga jenis bayam, yaitu :
1)   Amaranthus tricolor, merupakan bayam cabut yang banyak diusahakan oleh petani,batangnya berwarna merah (bayam merah) dan ada pula yang berwarna hijaukeputih–putihan.
2)  Amaranthus dubius, merupakan bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak, berdaunagak lebar sampai lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarnakemerah-merahan. Biasanya dipelihara di halaman rumah.
3)     Amaranthus cruentus, merupakan jenis bayam yang dapat ditanam sebagai bayamcabut dan juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar,berwarna hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3 minggu.


PERSYARATANTUMBUH
Bayam cocok ditanam pada hampir setiap jenis tanahdan dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl.Waktu tanam bayam yang terbaik adalah pada awal musim hujan antara bulanOktober–Nopember atau pada awal musim kemarau antara bulan Maret–April. Bayamsebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7.

BUDI DAYA TANAMAN

1.    Benih

Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, GitiMerah, Kakap Hijau, Bangkokdan Cimangkok.
Tanaman bayam dikembangbiakkan melalui biji. Bijibayam yang dijadikan benih harus berumur cukup tua (3 bulan). Benih yang muda tidak tahan disimpan lama dan dayakecambahnya cepat menurun. Benih bayam yang cukup tuadapat disimpan lama sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi.Keperluan benih bayam adalah sebanyak 5 – 10 kg tiap hektar atau 0,5 – 1  g tiap m2.

2. Persiapan Lahan,Persemaian dan Penanaman

Lahan untuk pertanaman bayam perlu diolah lebihdahulu dengan dicangkul sedalam 20–30 cm supaya gembur. Setelah itu dibuatbedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur, untuk mendapatkan cahayapenuh. Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengandapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberipupuk kandang kuda atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bilakondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Lahan yangkaya bahan organik  tidak perlu diberikanpupuk kandang lagi. Selanjutnya, pupuk buatan diberikan dengan dosis  N 120 kg, P2O5 90 kgdan K2O 50 kg per hektar atau setara dengan Urea 30 g, TSP 20 g dan KCl 10 g tiap m2  luas bedengan. Pupuk tersebut disebarrata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan tigacara, yaitu menyebar biji langsung pada bedengan, menyebar langsung padalarikan/barisan, dan melalui persemaian lebih dahulu.
a.      Cara disebarlangsung biasanya digunakan untuk penanaman bayam cabut. Biji disebar langsungsecara merata di atas permukaan bedengan kemudian ditutup tipis dengan tanah(tebalnya kurang lebih 1 – 2 cm).
b.      Biji dapatjuga disebarkan pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10 – 15 cm,kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
c.      Persemaianumumnya digunakan untuk  penanaman bayampetik. Benih disemai, kemudian setelah tumbuh (kurang dari 10 hari), bibitdibumbun dan dipelihara selama kurang lebih 3 minggu sampai siap dipindah kelapangan. Jarak tanam pada sistem ini adalah 50 cm x 30 cm.

3. Pemeliharaan

Tanaman bayam khususnya A. tricolor jarangterserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasitanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baikmeskipun ditanam pada  tanah yang telahbeberapa kali ditanami dengan bayam, asalkan kesuburan tanahnya selaludipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Kebutuhan air untuk tanaman harus diperhatikan.Tanaman bayam yang masih muda (sampai minggu pertama setelah tanam) memerlukanair sebesar kurang lebih 4 mm/tanaman atau 4 l/m2 dalam sehari.Menjelang dewasa tanaman ini memerlukan air sekitar 8 mm atau 8  l/m2 setiap harinya. Penyianganrumput secara khusus pada pertanaman bayam petik tidak terlalu diperlukan,namun diperlukan pada  pertanaman bayamcabut.

4.  PengendalianOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)   
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayamdiantaranya ulat daun, kutu daun, pengorok daun dan belalang. Jika terpaksaharus menggunakan insektisida, gunakan jenis insektisida yang aman dan mudahterurai seperti insektisida biologi, insektisida nabati atau insektisidapiretroid sintetik.
Sedangkan penyakit biasanya kurang merugikantanaman bayam terutama jika lingkungan sekitar pertanaman terpelihara, sepertidrainase baik, cahaya matahari maksimum dan pemupukan tidak terlalu banyak.Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani)dan penyakit karat putih (Albugo sp.)

5.  Panen dan Pascapanen
Bayam cabut biasanya dipanenapabila tingginya sudah  mencapaikira–kira 20 cm, yaitu pada umur antara tiga sampai empat minggu setelahtanaman tumbuh. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan caramemotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Sedangkanbayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur antara satu sampai setengahbulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Produksi tanaman bayam yangdipelihara dengan baik dapat mencapai 5 sampai 10 ton/ha.
Penanganan pasca panen bayam terutama diarahkanuntuk mempertahankan kesegarannya, yaitu dengan cara menempatkan bayam yangbaru dipanen di tempat berair, merendam bagian akarnya dan transportasi(pengiriman produk) dilaksanakan secepat mungkin.


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian TanamanSayuran
Pusat Penelitian danPengembangan Hortikultura
Badan Penelitian danPengembangan Pertanian
2007


08:12 | 0 comments

Budidaya Bayam, mudah dan Untungnya Besar

Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk dalam famili Amaranthaceae dan merupakansalah satu jenis sayuran daun daerah tropis penting, seperti di Indonesia.Bayam biasanya dikonsumsi sebagai sayuran hijaudan banyak mengandung vitamin serta mineral.
Di Indonesia terdapat tiga jenis bayam, yaitu :
1)   Amaranthus tricolor, merupakan bayam cabut yang banyak diusahakan oleh petani,batangnya berwarna merah (bayam merah) dan ada pula yang berwarna hijaukeputih–putihan.
2)  Amaranthus dubius, merupakan bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak, berdaunagak lebar sampai lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarnakemerah-merahan. Biasanya dipelihara di halaman rumah.
3)     Amaranthus cruentus, merupakan jenis bayam yang dapat ditanam sebagai bayamcabut dan juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar,berwarna hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3 minggu.


PERSYARATANTUMBUH
Bayam cocok ditanam pada hampir setiap jenis tanahdan dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 m dpl.Waktu tanam bayam yang terbaik adalah pada awal musim hujan antara bulanOktober–Nopember atau pada awal musim kemarau antara bulan Maret–April. Bayamsebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur dengan kisaran pH 6-7.

BUDI DAYA TANAMAN

1.    Benih

Varietas yang dianjurkan adalah Giti Hijau, GitiMerah, Kakap Hijau, Bangkokdan Cimangkok.
Tanaman bayam dikembangbiakkan melalui biji. Bijibayam yang dijadikan benih harus berumur cukup tua (3 bulan). Benih yang muda tidak tahan disimpan lama dan dayakecambahnya cepat menurun. Benih bayam yang cukup tuadapat disimpan lama sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi.Keperluan benih bayam adalah sebanyak 5 – 10 kg tiap hektar atau 0,5 – 1  g tiap m2.

2. Persiapan Lahan,Persemaian dan Penanaman

Lahan untuk pertanaman bayam perlu diolah lebihdahulu dengan dicangkul sedalam 20–30 cm supaya gembur. Setelah itu dibuatbedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur, untuk mendapatkan cahayapenuh. Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengandapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberipupuk kandang kuda atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bilakondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Lahan yangkaya bahan organik  tidak perlu diberikanpupuk kandang lagi. Selanjutnya, pupuk buatan diberikan dengan dosis  N 120 kg, P2O5 90 kgdan K2O 50 kg per hektar atau setara dengan Urea 30 g, TSP 20 g dan KCl 10 g tiap m2  luas bedengan. Pupuk tersebut disebarrata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan tigacara, yaitu menyebar biji langsung pada bedengan, menyebar langsung padalarikan/barisan, dan melalui persemaian lebih dahulu.
a.      Cara disebarlangsung biasanya digunakan untuk penanaman bayam cabut. Biji disebar langsungsecara merata di atas permukaan bedengan kemudian ditutup tipis dengan tanah(tebalnya kurang lebih 1 – 2 cm).
b.      Biji dapatjuga disebarkan pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10 – 15 cm,kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
c.      Persemaianumumnya digunakan untuk  penanaman bayampetik. Benih disemai, kemudian setelah tumbuh (kurang dari 10 hari), bibitdibumbun dan dipelihara selama kurang lebih 3 minggu sampai siap dipindah kelapangan. Jarak tanam pada sistem ini adalah 50 cm x 30 cm.

3. Pemeliharaan

Tanaman bayam khususnya A. tricolor jarangterserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasitanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baikmeskipun ditanam pada  tanah yang telahbeberapa kali ditanami dengan bayam, asalkan kesuburan tanahnya selaludipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Kebutuhan air untuk tanaman harus diperhatikan.Tanaman bayam yang masih muda (sampai minggu pertama setelah tanam) memerlukanair sebesar kurang lebih 4 mm/tanaman atau 4 l/m2 dalam sehari.Menjelang dewasa tanaman ini memerlukan air sekitar 8 mm atau 8  l/m2 setiap harinya. Penyianganrumput secara khusus pada pertanaman bayam petik tidak terlalu diperlukan,namun diperlukan pada  pertanaman bayamcabut.

4.  PengendalianOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)   
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayamdiantaranya ulat daun, kutu daun, pengorok daun dan belalang. Jika terpaksaharus menggunakan insektisida, gunakan jenis insektisida yang aman dan mudahterurai seperti insektisida biologi, insektisida nabati atau insektisidapiretroid sintetik.
Sedangkan penyakit biasanya kurang merugikantanaman bayam terutama jika lingkungan sekitar pertanaman terpelihara, sepertidrainase baik, cahaya matahari maksimum dan pemupukan tidak terlalu banyak.Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani)dan penyakit karat putih (Albugo sp.)

5.  Panen dan Pascapanen
Bayam cabut biasanya dipanenapabila tingginya sudah  mencapaikira–kira 20 cm, yaitu pada umur antara tiga sampai empat minggu setelahtanaman tumbuh. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan caramemotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Sedangkanbayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur antara satu sampai setengahbulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Produksi tanaman bayam yangdipelihara dengan baik dapat mencapai 5 sampai 10 ton/ha.
Penanganan pasca panen bayam terutama diarahkanuntuk mempertahankan kesegarannya, yaitu dengan cara menempatkan bayam yangbaru dipanen di tempat berair, merendam bagian akarnya dan transportasi(pengiriman produk) dilaksanakan secepat mungkin.


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian TanamanSayuran
Pusat Penelitian danPengembangan Hortikultura
Badan Penelitian danPengembangan Pertanian
2007


08:12 | 0 comments

Teknik Budidaya Oyong

Oyong (Luffa acutangula) atau ridged gourd, disebut juga gambas, emes atau kimput (Sunda) dan timput (Palembang). Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, berasal dari India, namun telah beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimakan dari tanaman ini adalah buah muda, kegunaan lainnya antara lain serat bunga karangnya (bagian dalam buah tua) digunakan untuk sabut, daunnya digunakan untuk lalab atau dapat juga digunakan untuk obat bagi penderita demam.

PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat ditanam di sawah atau di tegalan. Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/ merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18–240C, dan kelembaban 50-60%.
Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5–6,8. Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir, misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning (PMK).


BUDIDAYA TANAMAN
1.   Varietas
Varietas yang dianjurkan adalah San-C, Ping-Ann, Miriam, san-C No. 2 (asal Known You Seed, Taiwan), dan Samson. Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 5-10 kg.

2.  Pembuatan Benih
Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukan dengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai  (di dataran tinggi) ditandai dengan buah yang telah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan hingga kadar air 8%. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisi desikan berupa arang atau abu sekam.

3.   Persemaian
Oyong diperbanyak dengan biji. Benih oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benih terbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantung plastik hitam yang berdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/kantung. Media yang digunakan untuk persemaian  berupa media pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapangan pada umur 15–21 hari atau setelah berdaun 3–5 helai.

4.   Pengolahan Tanah
a.   Sistem lubang tanam
     Tanah dicangkul sampai gembur.  Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk kandang 1–2 kg/lubang tanam.
  1.  Sistem bedengan
   Tanah dicangkul hingga gembur,  kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi ± 30 cm, dan jarak antar bedengan ± 60 cm.  Lubang tanam dibuat dengan ukuran 200 x 60 cm atau 200 x 100 cm kemudian masukkan pupuk kandang 1 – 2 kg/lubang tanam.

c.   Sistem guludan
      Tanah dicangkul sampai gembur, buat guludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan dengan jarak antar guludan ± 140 cm, kemudian masukkan pupuk kandang 1 – 2 kg/lubang tanam.

5.         Penanaman dan pemupukan
Benih ditanam secara langsung atau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji oyong sebanyak 2–3 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm.
Selama satu musim tanam, dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg per hektar. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masing–masing seperlima takaran dari total dosis yang dianjurkan. 
Pemasangan rambatan atau para–para dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Para–para bisa berbentuk huruf A,  setengah lengkung, lengkungan atau persegi panjang.

6.  Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman oyong yang biasa dilakukan adalah pemangkasan daun, apabila daun terlalu rimbun, penyiraman dan penyiangan.

7.  Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.

8.  Panen dan Pascapanen
Pemanenan oyong dapat dilakukan berulang–ulang. Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40–70 hari setelah tanam. Ciri–ciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan.  Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah dan 8-12 ton per hektar.
Buah oyong  mudah rusak sehingga pengemasan yang baik sangat diperlukan untuk memperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh.  Pada suhu  12-160C, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu. 


Oleh:
TIM PRIMA TANI
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2007


08:07 | 0 comments

Welcome Guys

ayo sehat tips sehat diabetes
makan sehat apa aja dimakan
oke lah kalo begitu

Categories

Blog Archives